Villa Kampung Jawa, Bogor – Bertepatan dengan semangat bulan kemerdekaan, SMK Poncol sukses menyelenggarakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) pada tanggal 12–14 Agustus 2025 di Villa Kampung Jawa, Bogor. Kegiatan yang diikuti oleh 270 siswa kelas X ini menjadi salah satu program terbesar dalam sejarah LDKS SMK Poncol, sekaligus wujud nyata komitmen sekolah dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, disiplin, dan siap memimpin.
Dengan tema ”Pemuda Tangguh, Pemimpin Berkualitas, Indonesia Maju”, LDKS kali ini dirancang sebagai bagian dari rangkaian peringatan HUT RI ke-80, sekaligus menjadi pintu masuk bagi para siswa baru untuk mengenal nilai-nilai kepemimpinan, organisasi, dan tanggung jawab sosial di lingkungan sekolah.
Hari Pertama: Disiplin Dimulai dari Langkah Pertama.
Peserta mulai berkumpul di halaman sekolah sejak pukul 06.00 WIB pagi buta. Dengan tas di punggung dan semangat membara, mereka tiba didampingi oleh orang tua masing-masing, yang turut hadir untuk memberikan doa dan dukungan. Tepat pukul 06.15 WIB, rombongan dilepas oleh para orang tua dengan penuh harap dan kebanggaan. Perjalanan selama kurang lebih tiga jam menuju Bogor diisi dengan nyanyian lagu-lagu nasional, games kreatif, dan perkenalan antar peserta di dalam bus.
Tiba di Villa Kampung Jawa sekitar pukul 09.30, peserta langsung dibimbing menuju area latihan untuk latihan fisik intensif. Tanpa waktu istirahat lama, mereka diajak membentuk barisan rapi dan fokus sejak awal. Latihan ini dipandu oleh pelatih dari OSIS senior dan tiga anggota TNI yang hadir sebagai pembina selama kegiatan. Kehadiran mereka memberi nuansa kedisiplinan militer yang kuat, sekaligus menumbuhkan rasa hormat terhadap institusi pertahanan negara.
Setelah sekitar satu jam latihan fisik, peserta melanjutkan ke upacara pembukaan yang digelar secara khidmat di lapangan utama villa. Upacara dipimpin oleh Ketua OSIS periode 2024/2025 dan dihadiri oleh pembina OSIS, perwakilan guru, serta ketiga anggota TNI. Dalam sambutannya, perwakilan sekolah menekankan bahwa:
“Kepemimpinan dimulai dari kesadaran untuk melayani, bukan untuk dipuji. Jadilah pemimpin yang rendah hati, tapi berani mengambil langkah.”
Usai upacara, peserta melaksanakan shalat zuhur berjamaah, dilanjutkan dengan makan siang bersama. Suasana santai namun tetap tertib, menjadi awal yang baik bagi kohesi antar peserta.
Tidak lama setelah makan siang, peserta dibimbing menuju area terbuka untuk mengikuti kegiatan rintangan di lumpur (mud track). Kegiatan ini dimulai sekitar pukul 13.30 WIB dan langsung disambut antusias meski medannya menantang. Dipantau ketat oleh para pelatih dan anggota TNI, peserta diajak melatih keberanian, kerja tim, dan ketahanan mental. Meski lelah, basah, dan penuh lumpur, semua peserta tetap semangat dan saling mendukung hingga akhir jalur rintangan.
Kegiatannya:
Menjelang sore, peserta kembali ke asrama untuk beristirahat dan bersiap menjelang waktu magrib. Tepat saat azan berkumandang, seluruh peserta berkumpul untuk melaksanakan shalat magrib berjamaah, dilanjutkan dengan makan malam bersama. Jadwal yang teratur ini membantu peserta menjaga stamina dan kedisiplinan sejak hari pertama.
Malam harinya, peserta diberi waktu istirahat dan refleksi ringan. Beberapa kelompok sempat berbagi kesan tentang pengalaman pertama kali melewati rintangan lumpur, dengan banyak yang mengaku tak menyangka bisa melewatinya. Malam itu menjadi bukti awal bahwa LDKS bukan hanya tentang fisik, tapi juga tentang mengalahkan batas diri.
Hari Kedua: Ibadah, Tantangan, dan Malam Renungan.
Hari kedua dimulai sangat pagi. Seluruh peserta bangun sebelum subuh, langsung bersiap untuk shalat subuh berjamaah di masjid sekitar villa. Setelah shalat, mereka makan pagi bersama sebagai awal energi untuk hari yang penuh tantangan.
Latihan fisik kembali digelar dengan pengawasan ketat dari para pelatih, termasuk anggota TNI. Gerakan baris-berbaris, lari keliling area, dan simulasi kepemimpinan dilakukan dengan penuh semangat. Para pembina menekankan pentingnya kedisiplinan, konsistensi, dan tanggung jawab sebagai fondasi kepemimpinan.
Siang harinya, setelah shalat zuhur berjamaah, peserta dibagi dalam kelompok untuk bermain flying fox. Kegiatan ini dilaksanakan di antara rimbunnya pepohonan tinggi, dengan lintasan yang membentang dari satu pohon ke pohon lainnya pada ketinggian yang menantang. Tidak melintasi lembah, lintasan flying fox dirancang untuk melatih keberanian dan kepercayaan diri peserta di ketinggian alami hutan pinus. Banyak peserta yang awalnya takut, namun berhasil melewatinya berkat dorongan temanteman dan pelatih. Kegiatan ini mengajarkan arti keberanian, kepercayaan diri, dan dukungan sosial.
Sore hari diisi dengan istirahat dan persiapan makan malam. Setelah shalat magrib berjamaah, peserta melaksanakan makan malam bersama sebelum memasuki rangkaian kegiatan malam.
Siswa Melaksanakan Sholat Isaya Berjamaah Dan Dilanjutkan dengan Jurit Malam/ kegiatan kerjasama untuk melewati rintangan.
sebuah momen reflektif yang penuh makna. Di bawah langit gelap perwakilan kelas berjuang melewati rintangan dan harus selalu bekerjasama dan setelah selasai. Salah satu anggota TNI juga memberikan wejangan singkat tentang pentingnya cinta tanah air dan peran pemuda dalam menjaga NKRI. Banyak yang terdiam, terharu, bahkan menangis saat menyadari betapa besar pengorbanan para pahlawan. Saat selesai, suasana malam tetap khusyuk, menjadi penutup sempurna dari hari penuh makna.
Kegiatannya:
Hari Ketiga: Penutupan dan Pelepasan.
Hari terakhir kembali dimulai dengan shalat subuh berjamaah, dilanjutkan sarapan pagi bersama. Suasana mulai haru, karena semua peserta menyadari bahwa ini adalah hari terakhir mereka bersama dalam satu pengalaman yang membentuk jiwa.
Pukul 09.00 WIB, digelar upacara perpisahan secara sederhana namun khidmat. Dalam sambutan penutupan, perwakilan sekolah menyampaikan:
“LDKS bukan akhir dari perjalanan, tapi awal dari kesadaran. Jadilah pemimpin yang rendah hati, peduli, dan selalu mengingat bahwa sekolah ini butuh kontribusi kalian.”
Usai upacara, seluruh peserta melaksanakan shalat zuhur berjamaah, dilanjutkan dengan makan siang terakhir bersama. Tidak lama setelah itu, rombongan peserta diberangkatkan kembali ke SMK Poncol pada siang hari. Perjalanan pulang diisi dengan tawa, cerita, dan rasa bangga atas pencapaian mereka selama tiga hari penuh makna.
Kesan dan Pesan: Lebih dari Sekadar Kegiatan
LDKS 2025 tidak hanya memberi pelajaran tentang organisasi, tetapi juga tentang empati, keberanian, dan rasa memiliki terhadap sekolah. Banyak peserta yang kembali ke sekolah dengan perubahan sikap: lebih aktif, lebih terbuka, dan lebih siap untuk terlibat dalam kegiatan positif.
Kegiatan ini juga menjadi momentum yang sangat tepat di bulan Agustus, mengingatkan seluruh siswa bahwa semangat kemerdekaan harus diwujudkan melalui aksi nyata—seperti menjadi pribadi yang bertanggung jawab, disiplin, dan mampu memimpin dengan hati.
Yang tak kalah penting, kedisiplinan ibadah menjadi fondasi utama selama tiga hari kegiatan. Shalat lima waktu dilaksanakan secara berjamaah dan tepat waktu, baik di masjid maupun di tenda darurat. Setiap hari, shalat zuhur selalu diikuti dengan makan siang, dan setelah shalat magrib, peserta langsung makan malam.
Keteraturan ini menciptakan ritme kehidupan yang sehat, spiritual, dan penuh disiplin.
Keikutsertaan orang tua dalam pelepasan peserta juga menjadi simbol kuat dukungan keluarga terhadap pendidikan karakter. Kehadiran tiga anggota TNI memberi nuansa kepemimpinan yang disiplin, tegas, dan penuh tanggung jawab. Mereka tidak hanya menjadi pelatih fisik, tetapi juga panutan dalam sikap nasionalisme dan cinta tanah air.
Ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan tidak hanya dibentuk di sekolah, tapi juga ditopang oleh lingkungan keluarga dan masyarakat, termasuk institusi negara.
Semoga semangat LDKS 2025 terus menyala Karena di tangan kitalah, Indonesia masa depan dibangun, satu langkah kepemimpinan pada satu waktu. (Azhar X-RPL )